Eugene Dubois
dianggap sebagai ahli anatomi berkebangsaan Belanda yang lahir di Eijsden, ia
menjadi terkenal saat menemukan sisa-sisa spesimen hominid yang berada di luar
Eropa. Penemuan tersebut adalah di Pulau Jawa pada tahun 1891, yang kemudian
dinamainya Pithecanthropus erectus. Tetapi masalah utamanya adalah banyak yang
tidak mengetahui, bagaimana fosil-fosil itu dibentuk dan dibangun sehingga
membentuk karakter Pithecanthropus erectus yang kita kenal saat ini ? Dokter
Belanda itu ternyata sengaja masuk menjadi anggota militer demi berkesempatan
berburu fosil-fosil peralihan khususnya antara kera dengan manusia. Perburuan
Dubois dimulai sejak tahun 1887 di daerah Sumatera, namun di tempat itu
dia tidak berhasil menemukan fosil yang
dia cari. Pencarian selanjutnya dilakukannya di Pulau Jawa, dan dipusatkan di
Lembah Sungai Bengawan Solo dekat Desa Trinil. Selama kurang lebih lima
tahun Dubois menghabiskan waktunya untuk
berburu fosil manusia kera. Jadi, mindsetnya memang sudah diatur untuk
membenarkan akan adanya makhluk transisi tersebut. Sehingga ketika ditemukan
sebuah fosil yang tidak jelas berasal dari jenis makhluk hidup apa, langsung
menyimpulkannya sebagai fosilnya manusia kera, yang belakangan disebutnya
sebagai Pithecantropus erectus. Penemuan ini jelas ditolak oleh banya
Universitas di Eropa pada saat itu. Tetapi para evolusionis teta saja
menganggap sebagai sebuah penemuan penting. Dimana saat itu memang masih banyak
kekosongan bukti teori evolusi, khususnya
dari bukti fosil dan lebih khusus lagi fosil antara manusia dan kera. Sehingga penemuan tersebut, oleh beberapa kalangan
evolusionis tetap dianggap mempunyai konstribusi yang sangat besar dalam dunia pengetahuan, khususnya penemu mata
rantai penghubung antara manusia dan kera.
Hasil penemuan E. Dubois itu banyak dibahas diberbagai media massa, buku-buku tentang
evolusi, dan jurnal ilmiah.
Demikian juga
patung-patung Pithecanthropus eretus itu sudah banyak dibuat untuk dipamerkan
di museum-museum di seluruh dunia, untuk
lebih meyakinkan kepada dunia, bahwa: “inilah adalah sebuah bukti bahwa manusia
berevolusi dari kera.” Karya ilmiah ini bukan bermaksud untuk
menghakimi seorang Eugene Dubois, tetapi lebih diutamakan untuk mengungkapkan
bagaimana sebuah penemuan seperti itu bisa dikatakan ilmiah? Dan bagaimana juga
masyarakat ilmiah menerima temuan itu sebagai sebuah kebenaran? Hal ini bisa
dipahami, karena menurut evolusionis bahwa manusia berevolusi dari makhluk
hidup yang mirip kera, sehingga sangat memungkin akan ditemui bentuk-bentuk fosil
transisi tersebut. Maka banyak orang yang berlomba-lomba mencari fosil-fosil
tersebut. Tetapi kenyataannya fosil itu masih tetap tidak ditemukan.
Bentuk-bentuk transisi itu tidak pernah ditemukan sebagaimana yang diharapkan
oleh para evolusionis. Akhirnya mereka membuat fosil yang tidak pernah mereka
temukan, seperti yang pernah dilakukan oleh Charles Dawson dengan manusia Pilt
Downnya. Sebuah skandal yang paling menghebohkan dalam sejarah ilmu pengetahuan. Karena kenyataannya Pilt
Down adalah fosil rekaan yang dibuat dari tulang rahang kera yang baru mati
digabungkan dengan tengkorak manusia
berusia sekitar 500 tahun. Penipuan ini belakangan terbongkar berkat penelitian yang dilakukan oleh Kenneth
Oakley dengan Metode Fluorinnya. Padahal sudah ada sekitar 500 thesis doctor
yang dilahirkan dari fosil “jadi-jadian”
ini. Betapa luar biasanya, efek domino
penipuan yang dilakukan oleh Charles Darwin tersebut Lalu, bagaimana dengan
Dubois?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar