Senin, 18 Juni 2012

Kebohongan Eugene Dubois


Eugene Dubois dianggap sebagai ahli anatomi berkebangsaan Belanda yang lahir di Eijsden, ia menjadi terkenal saat menemukan sisa-sisa spesimen hominid yang berada di luar Eropa. Penemuan tersebut adalah di Pulau Jawa pada tahun 1891, yang kemudian dinamainya Pithecanthropus erectus. Tetapi masalah utamanya adalah banyak yang tidak mengetahui, bagaimana fosil-fosil itu dibentuk dan dibangun sehingga membentuk karakter Pithecanthropus erectus yang kita kenal saat ini ? Dokter Belanda itu ternyata sengaja masuk menjadi anggota militer demi berkesempatan berburu fosil-fosil peralihan khususnya antara kera dengan manusia. Perburuan Dubois dimulai sejak tahun 1887 di daerah Sumatera, namun di tempat itu dia  tidak berhasil menemukan fosil yang dia cari. Pencarian selanjutnya dilakukannya di Pulau Jawa, dan dipusatkan di Lembah Sungai Bengawan Solo dekat Desa Trinil. Selama kurang lebih lima tahun  Dubois menghabiskan waktunya untuk berburu fosil manusia kera. Jadi, mindsetnya memang sudah diatur untuk membenarkan akan adanya makhluk transisi tersebut. Sehingga ketika ditemukan sebuah fosil yang tidak jelas berasal dari jenis makhluk hidup apa, langsung menyimpulkannya sebagai fosilnya manusia kera, yang belakangan disebutnya sebagai Pithecantropus erectus. Penemuan ini jelas ditolak oleh banya Universitas di Eropa pada saat itu. Tetapi para evolusionis teta saja menganggap sebagai sebuah penemuan penting. Dimana saat itu memang masih banyak kekosongan bukti teori evolusi, khususnya  dari bukti fosil dan lebih khusus lagi fosil antara manusia dan kera. Sehingga  penemuan tersebut, oleh beberapa kalangan evolusionis tetap dianggap mempunyai konstribusi yang sangat besar dalam  dunia pengetahuan, khususnya penemu mata rantai penghubung antara manusia dan kera.  Hasil penemuan E. Dubois itu banyak dibahas  diberbagai media massa, buku-buku tentang evolusi, dan jurnal ilmiah.
Demikian juga patung-patung Pithecanthropus eretus itu sudah banyak dibuat untuk dipamerkan di  museum-museum di seluruh dunia, untuk lebih meyakinkan kepada dunia, bahwa: “inilah adalah sebuah bukti bahwa manusia berevolusi  dari  kera.” Karya ilmiah ini bukan bermaksud untuk menghakimi seorang Eugene Dubois, tetapi lebih diutamakan untuk mengungkapkan bagaimana sebuah penemuan seperti itu bisa dikatakan ilmiah? Dan bagaimana juga masyarakat ilmiah menerima temuan itu sebagai sebuah kebenaran? Hal ini bisa dipahami, karena menurut evolusionis bahwa manusia berevolusi dari makhluk hidup yang mirip kera, sehingga sangat memungkin akan ditemui bentuk-bentuk fosil transisi tersebut. Maka banyak orang yang berlomba-lomba mencari fosil-fosil tersebut. Tetapi kenyataannya fosil itu masih tetap tidak ditemukan. Bentuk-bentuk transisi itu tidak pernah ditemukan sebagaimana yang diharapkan oleh para evolusionis. Akhirnya mereka membuat fosil yang tidak pernah mereka temukan, seperti yang pernah dilakukan oleh Charles Dawson dengan manusia Pilt Downnya. Sebuah skandal yang paling menghebohkan dalam sejarah  ilmu pengetahuan. Karena kenyataannya Pilt Down adalah fosil rekaan yang dibuat dari tulang rahang kera yang baru mati digabungkan dengan tengkorak  manusia berusia sekitar 500 tahun. Penipuan ini belakangan terbongkar  berkat penelitian yang dilakukan oleh Kenneth Oakley dengan Metode Fluorinnya. Padahal sudah ada sekitar 500 thesis doctor yang dilahirkan dari fosil  “jadi-jadian” ini. Betapa luar  biasanya, efek domino penipuan yang dilakukan oleh Charles Darwin tersebut Lalu, bagaimana dengan Dubois?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar